Secara garis besar pengertian organisasi sosial dikelompokkan ke dalam 2 pendekatan disiplin ilmu, antara lain:
A. Pendekatan Antropologi Sosial, diantaranya dikemukakan oleh:
1.WHR Rivers (dalam Harsojo, 1977: 243) mengemukakan bahwa organisasi sosial adalah suatu proses yang menyebabkan individu disosialisasikan dalam kelompok. Ruang lingkup penyelidikan tentang organisasi sosial meliputi struktur dan fungsi dari suatu kelompok sosial.
2. Raymond Firth (dalam Harsojo, 244) dalam bukunya Element of Social Organization menyatakan bahwa yang dimaksud organisasi adalah suatu proses sosial dan pengaturan aksi berturut-turut menyesuaikan diri dengan tujuan yang dipilih. Organisasi sosial adalah penyusunan dari hubungan/interaksi sosial yang dilakukan dengan jalan pemilihan dan penetapan.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka studi tentang organisasi sosial dalam antropologi sosial secara garis besar meliputi:
a. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan metode biografi, yaitu penyelidikan yang meneliti kejadian- kejadian khusus yang berhubungan dengan krisis-krisis kehidupan (rites of passage). Dalam pendekatan ini umur dalam arti bahwa jangka waktu hidup manusia itu mengikuti siklus biologi tertentu merupakan faktor yang menjadi landasan penyusunan organisasi sosial.
b. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada hubungan antar individu dengan memakai metode genealogis. Dengan mempelajari hubungan antar individu yang khusus disebabkan kekerabatan, yang kemudian dapat dikembangkan pada studi tentang pola-pola social yang lebih besar. Dalam studi mengenai organisasi sosial seperti ini dapat diteliti tentang konsep perkawinan, keluarga dan sistem kekerabatan.
c. Penyelidikan organisasi sosial dengan menggunakan pendekatan yang perpusat pada lembaga-lembaga, sejauh manakah lapisan-lapisan sosial seperti kelas, kasta, rank dan bagaimana kepemimpinan dalam suatu masyarakat.
B. Pendekatan Sosiologi, diantaranya dikemukakan oleh:
1. Alvin L. Bertrand (1980: 25) mengemukakan pengertian organisasi sosial dalam arti luas adalah tingkah laku manusia yang berpola kompleks serta luas ruang lingkupnya di dalam setiap masyarakat. Organisasi sosial dalam arti khusus adalah tingkah laku dari para pelaku dalam sub-sub unit masyarakat misalnya keluarga, bisnis dan sekolah.
2. Robin Williams (dalam Bertrand: 26) mengemukakan bahwa organisasi sosial menunjuk pada tindakan manusia yang saling memperhitungkan dalam arti saling ketergantungan. Ia selanjutnya menjelaskan bahwa pada saat individu melakukan interaksi berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu, maka akan timbul pola-pola tingkah laku.
3. JBAF Maijor Polak (1985: 254) mengemukakan bahwa organisasi sosial dalam arti sebagai sebuah asosiasi adalah sekelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan tertentu, menyelenggarakan kegemaran tertentu atau minat-minat tertentu.
4. Soerjono Soekanto (1988: 107-108) mengemukakan organisasi sosial adalah kesatuan-kesatuan hidup atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap sebagai sebuah asosiasi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi sosial berdasarkan pendekatan sosiologi adalah organisasi social sebagai sebuah asosiasi, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai tujuan, kepentingan, kegemaran, minat yang sama dan membentuk sebuah organisasi yang tetap.
Contoh Struktur organisasi

UNSUR - UNSUR ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial sebagai suatu asosiasi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
1. Sekelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu, kepentingan tertentu, kegemaran tertentu atau minat- minat tertentu
2. Adanya norma atau aturan-aturan tertentu yang mengikat
3. Hubungan atrar individu
4. Adanya kesadaran individu sebagai anggota organisasi social
5. Bentuk organisasinya formal atau non formal
JENIS - JENIS ORGANISASI SOSIAL
Jenis - jenis organisasi sosial sebagai berikut:
1. Menurut Soerjono Soekanto (107-108) organisasi sosial sebagai suatu asosiasi mempunyai dua arti, yaitu:
A) Dalam arti khusus/sempit mempunyai cirri - ciri antara lain:
a. Adanya kepentingan-kepentingan terbatas
b. Organisasi sosial tertentu
c. Jumlah keanggotaan sangat terbatas
d. Pentingnya hubungan tidak bersifat pribadi jenis kepentingan yang dikejar terbatas
Contoh: keluarga, kelompok permainan, club
B) Dalam arti luas/besar mampunyai cirri - ciri antara lain:
a. Adanya anggota yang secara relatif terbatas
b. Organisasi sosial yang formal
c. Pentingnya hubungan sosial tidak bersifat pribadi
d. Jenis kepentingan yang dikejar lebih luas
Contoh: Negara, persekutuan agama, perkumpulan ekonomi, persatuan buruh, organisasi massa, dsb
2. JBAF Maijor Polak (262-263) membagi organisasi sosial ke dalam beberapa bidang dan jenis asosiasi, antara lain:
a. Persahabatan, misalnya club (Club Jantung Sehat Indonesia), kelompok sahaba/ikatan persaudaraan (IPHI)
b. Ekonomis, misalnya perseroan (Perseroan Terbatas), firma (CV), perkumpulan pengusaha (Ikadin, HIPMI), serikat sekerja (SPSI, SBSI)
c. Teknologi dan ilmu pengetahuan, misalnya badan ilmiah (Batan, LIPI), balai penyelidikan (balitbang), ikatan sarjana (ISPI, ISEI, MSI)
d. Agama, misalnya mahsab (Thariqot Naqsabandiyah, Wahidiyah, NU, Muhammadiyah, LDII, Hizbuth Thahrir), jamaah (PGI, Walubi, MUI, Hindu Dharma)
e. Kesenian, misalnya orkes atau grup band (Soneta, Peterpen, ST 12, Ada Band, Nashid, Qosidah), penari/penyanyi, ikatan seniman, artis (Parsi, Parfi)
f. Pendidikan, misalnya sekolah (TK/RA, SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA), Universitas/Sekolah Tinggi, Ikatan Pelajar/alumni, yayasan pendidikan, dsb
g. Olah raga, misalnya berbagai perkumpulan olah raga (PSSI, PBSI, PBVSI, PABSI, PASI, IMI),dsb
h. Politik, misalnya partai politik (DEMOKRAT, PKB, PAN, Golkar, PD, PDI Perjuangan, dsb)
i. Kesenangan/hobi, misalnya perkumpulan penggemar perangko (filateli)
j. Amal, misalnya perkumpulan penyokong fakir miskin (BAZIS, Pundi Amal SCTV), perhimpunan penyokong orang tua/panti jompo, perhimpunan penyokong yatim piatu/PAY, dsb
k. Profesi, misalnya PGRI, IDI, IDAI, PGTKI, Ikadin, dsb
l. Pemerintahan, Negara, Pemerintah Daerah I dan II, Kecamatan, Desa
m. Organisasi regiolal, misalnya ASEAN, MEE
n.Organisasi internasional, misalnya PBB (beserta lembaga/badan-badan di bawahnya)
o. Organisasi militer/pakta pertahanan, misalnya NATO, ANZUS, SEATO, Pakta Warsawa, dsb.
ORGANISASI SOSIAL MASYARAKAT
Organisasi sosial masyarakat adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu faktor, yang dimiliki bersama oleh anggota - anggota kelompok - kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor - faktor itu yang terdiri dari dimana merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideologi yang sama, politik yang sama. Hal ini merupakan ikatan yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu.
Manusia harus berhubungan dengan manusia lain dalam kondisi emosional dan psikis dimana amat dipengaruhi oleh relasi sosial. Dengan kata lain seseorang itu pada satu ketika menjadi susah atau bergembira dan riang hatinya, disebabkan oleh pengaruh sikap penilaian, anggapan - anggapan yang diterima oleh orang lain. Dari sinilah jelas bahwa bagi kesejahteraan badan dan rohaniahnya, manusia bersama - sama harus menciptakan satu kondisi sosial yang harmonis.
Kodrat alamiah manusia sebagai makhluk social - psikis itu menyebabkan timbulnya bentuk-bentuk dari organisasi dan relasi antara manusia, yang terdiri dari dua landasan yaitu;
1. Symbiotik yang terdiri semata-mata atas tingkah laku fisik yang bersifat otomatis.
2. Organisasi sosial yang berdiri atas komunikasi dengan menggunakan sistem lambang.
Kontak dengan menggunakan sistem lambang menimbulkan interaksi sosial yang berlaku pada dataran pancaindera, emosi dan intelektual. Apabila kita berbicara tentang organisasi sosial, maka yang dimaksud ialah, bahwa untuk mencapai tujuannya timbul kelompok sosial dari usaha tersebut. Dengan perkataan lain, organisasi sosial mempunyai aspek fungsi dan aspek struktur.
Dalam aspek fungsionalnya organisasi sosial itu memperhatikan manifestasinya dalam aktivitas kolektif dari manusia untuk mencapai tujuannya, yaitu dari memelihara, mendidik sampai kepada melakukan peperangan. Dan dari akivitas kolektif itu timbul kelompok- kelompok yang menjalankan aktivitas seperti keluarga, negara dan organisis sosial lainnya. Secara keseluruhan maka organisasi sosial dilihat dari sudut implikasi strukturalnya meliputi struktur dari kelompok sosial, pola umum baru kebudayaan manusia pada setiap waktu dan tempat dan seluruh frame work dari pada pranata - pranata sosial. Organisasi sosial pada dasarnya adalah produksi dari pada kodrat manusia.
Selanjutnya apabila kita pelajari kehidupan sosial manusia, maka tampak adanya kenyataan yang tidak dapat diingkari.
1.Bahwa manusia individu atau kelompok berusaha sekeras - kerasnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mendapatkan jaminan keamanan dan jika mungkin mencapai satu tingkat kemakmuran yang diingingkan.
2.Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi kelangsungan hidup dan keamanan, diperlukan adanya ketertiban sosial dalam derajat yang tinggi.
3.Bahwa untuk mencapai derajat ketertiban sosial yang tinggi itu diperlukan adanya satu tata pengaturan sosial kultur serta mekanisme yang dapat digunakan bagi pelaksanaan pengaturan itu.
Adapun pengaturan dari pada tata - hubungan jika ada dua orang atau lebih yang hendak mengadakan hidup bersama memerlukan beberapa syarat yaitu;
1) Harus ada ukuran yang tetap dalam tata hubungan sosial yang dapat iterima oleh anggota - anggota kelompok.
2) Harus ada kekuasaan atau otoritas yang mempunyai kekuasaan memaksa dalam melaksanakan tata - hubungan sosial.
3) Adanya pengaturan dan penyusunan individu - individu dalam kelompok - kelompok dan lapisan sosial tertentu yang mengambarkan adanya koordinasi dan subkordinasi.
4) Anggota - anggota yang hidup dalam berbagai bidang, dapat hidup dalam suasana harmoni, yang saling memberi kekuasaan.
5) Adanya tingkah laku yang merupakan standar dan telah disalurkan atau dipaksakan dengan mekanisme tekanan - tekanan sosial, yang menjadi satu pola yang merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia.
Organisasi sosial yang meliputi lembaga - lembaga yang menetapkan posisi dari laki - laki dan perempuan di dalam masyarakat. Kategori ini terbagi dalam dua kelas lembaga yang timbul dari kekerabatan, badan lembaga - lembaga yang timbul dari kekerabatan, badan lembaga yang berkembang dari asosiasi bebas di antara individu - individu. Struktur kekerabatan meliputi keluarga dan pengembangannya sampai kelompok - kelompok. Asosiasi bebas yang tidak dibangun atas dasar kekerabatan sex dan umur dan dalam arti yang lebih luas. Struktur sosial itu juga meliputi relasi sosial yang mempunyai karakter politik berdasarkan atas daerah tempat tinggal dan status.